Sepertihalnya
di Palembang, program Olimpiade Membaca APBN Tk SMA 2008, untuk kali pertama
juga merambah di kota Pekanbaru. Jujur, saya tidak menyangka, atensi anak-anak SMA
di Pekanbaru dan sekitarnya akan lumayan tinggi. Ini menilik tradisi lisan
alias berdebat belum pernah saya dengar menjadi sebuah tradisi panjang di bumi
Lancang Kuning. Yang saya tahu persis, tanah Melayu satu ini memang kaya dengan
para pemantun. Siapa yang tak tersajung jika diajak bercakap dengan kawan-kawan
di Pekanbaru. Pasalnya, setiap berdialog, acap terdengar senandung pantun dari
sang pembicara. Disamping pantun, tradisi menulis di tanah Melayu cukup dikenal
luas.
Namun, gambaran saya sebelumnya yang sempat rada under estimated atas animo peserta lomba debat dan
menulis artikel tentang APBN di Pekanbaru, luluh lantak tak bersisa setetes pun
setelah event digelar. Tatkala technical
meeting kami lakukan tanggal
30 Oktober 2008 di aula kantor Dinas Pendidikan Propinsi Riau, saya menaksir
paling banter akan menghasilkan peserta debat di kisaran 20-an tim dan peserta
artikel kurang dari 30 orang.
Hampir tiga minggg kemudian, ketika event kami gelar di
Gedung Juang, Jl. Jend. Sudirman Pekanbaru tanggal 20 – 21 Nov 2008, justru
peserta luber…ber…ber…!!! Tercatat 37 karya artikel dari 18 SMA se-Pekanbaru
dan sekitarnya ikut ajang ini plus 38 tim debat dari 21 SMA di wilayah
tersebut. Jelas ini menggembirakan bin menyenangkan.
Sejumlah
karya artikel di Pekanbaru cukup menarik perhatian saya. Beberapa diantara
peserta, saya amati pernah menyabet penghargaan-penghargaan lomba menulis
artikel dalam event lain yang diselenggarakan di daerah ini. Catatan panjang
prestasi sejumlah peserta itu, tak membuat saya dan dua dewan juri artikel
lainnya dari Depkeu dan Universitas Riau, sebagai bahan pertimbangan.
Akhirnya,
setelah meneliti dan mendengar presentasi mereka yang masuk nomintor 10 besar,
kami memutuskan Pratiwi dari SMAN 1 Pekanbaru dengan judul artikel “Kiat-kiat
Menaikkan Penerimaan Pajak” sebagai juara I. Disusul kemudian sebagai
runner up dan juara ketiga adalah Matra Anugraha (SMA Islam As-Shofa Pekanbaru)
serta Timmy Richardo (SMA Santa Maria Pekanbaru). Urutan keempat sampai sepuluh
diraih oleh Hendra Yohanes (SMA Kalam Kudus Pekanbaru), Fajar Kurnia (SMAN 1
Pekanbaru), Syahni Tiska (SMA Islam As-Shofa Pekanbaru), Devin Ariyanto Putra
(SMAN 8 Pekanbaru), Yuliana (SMA Santa Maria Pekanbaru), Amrinal (SMAN 1
Tualang), dan M Arifuddin (SMAN 11 Pekanbaru).
Pada
kategori lomba debat, sejak babak penyisihan hingga semifinal, saya mengamati
suasana dan tempo pertandingan kurang menggigit. Saya kira ini akibat kultur
masyarakat bumi Lancang Kuning tadi yang rada-rada “melow”. Tidak “sekeras”
masyarakat di Jakarta maupun Palembang. Untunglah saat babak final yang
mempertemukan tiga tim peringkat teratas dari babak semifinal, suasana dan
tensi lomba bisa kami naikkan. Kebetulan saya ikut tandem menjadi “moderator”
mendampingi moderator asli.
Salah satu
isu menarik yang saya angkat di final kepada para peserta adalah komentar dan
sikap mereka terhadap kasus PHK 1000 karyawan yang dilakukan oleh Riau Pulp and
Paper (RAPP), sebuah perusahaan bubur kertas yang berbasis di Riau. Ini menarik
sekaligus memiliki asas proksimitas yang kuat bagi masyarakat Riau, khususnya
di Pekanbaru. Saya tanyakan, seandainya RAPP selama ini dikenal sebagai
pembayar pajak yang besar dan tertib, apa yang akan dilakukan para finalis
seandainya mereka adalah otoritas pemerintahan pusat? Apakah akan memberi
insentif berupa penangguhan pajak yang harus dibayarkan RAPP sampai beberapa
bulan ke depan? Atau justru memberi bantalan ekonomi bagi para karyawan yang
di-PHK itu, agar tetap memiliki daya beli dan dana mencukupi selama beberapa
waktu mendatang?
Jadilah
perdebatan pun semakin seru dan meruncing. Ada yang memilih memberi bantalan
ekonomi kepada para karyawan korban PHK, tapi ada pula yang memberikan pendapat
agar pemerintah pusat memberi insentif berupan penangguhan sementara pembayaran
pajak2 dari RAPP. Walhasil, setelah berdebat lk 25 menit, tersebutlah tim SMAN
1 Pekanbaru sebagai jawara, menyisihkan tim SMAK Pertanian Pekanbaru dan SMAN
11 Pekanbaru, yang masing-masing menjadi runner up dan juara ketiga.
Peringkat
4 – 10 diraih oleh tim dari SMAN 1 Minas, SMAN 8 Pekanbaru, SMAN 6 Pekanbaru,
SMAN 4 Pekanbaru, SMAN Plus, SMA Kalam Kudus Pekanbaru, dan SMAN 2 Pekanbaru.
Babak semifinal dan final lomba debat di Pekanbaru kebetulan diadakan pada hari
Jumat, sehingga kami rada terdesak waktu, supaya pas sebelum waktu salat Jumat
acara bisa rampung. Kebetulan hari itu juga, Jumat (21/11), berlangsung
pelantikan Gubernur Riau terpilih.
Malam itu
juga, saya bersama kawan-kawan dari kantor kembali ke Jakarta, untuk
mempersiapkan event berikutnya di Banjarmasin, yang berlangsung pada tanggal 24
– 25 Nov 2008. ***