Kamis, 08 Januari 2015

Dandim Takalar Terapkan Sistem Tanam Legowo Capai 8,5 Ton Per Hektar

Media Pembaharuan Takalar,- Mendukung swasembada pangan dan surplus padi di Sulawesi Selatan (Sulsel), Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Dandim memberi contoh kepada masyarakat dalam bercocok tanam padi. Kegiatan ini sebagai bentuk manunggal TNI bersama masyarakat untuk bisa menghasilkan produksi padi berkualitas dan bisa surplus. Informasi yang diperoleh wartawan di lapangan, Keluarahan Salaka dijadikan sebagai pilot project pada musim tanam (MT) tahun ini. Pasalnya, warga Salaka ini mayoritas melakukan Tanam Legowo 2.1 dan hasilnya sangat luar biasa. Sistem tanam seperti ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Salaka jauh sebelumnya dia sudah melakukannya dan hasil produksinya setiap tahun semakin bertambah.
Sehingga pihak Babinsa dan pemerintah setempat menajdikan Keluarahan Salaka sebagai Desa atau keluarahan percontohan untuk tanam legowo 2.1 Dandim 1426 Takalar, Letkol Inf Wirawan Eko Prasetyo SE, Lurah Salaka, H Syafril dan tokoh masyarakat berbaur turun ke sawah untuk melakukan tanam bibit padi dengan sistem Tanama Legowo 2.1, artinya jarak kesamping sekitar 12 cm sementar jarak mundurnya antara 45 cm. "Cara tanam ini bisa berproduksi lebih banyak sebelumnya para petani melakukan tanam padi bukan legowo, dalam satu petak sawah bisa menghasilkan 10 karung. Namun, setelah sistem tanam legowo diaplikasikan hasilnya bisa mencapai 2 kali lipat," ujar Daeng Nambung warga Salaka.
Menurut Danramil Pattallassang, Kapten Inf Jafar, kelurahan Salaka dijadikan sebagai binaan karena warga masyarakatnya mampu merubah pola tanamnya. Masyarakat selalu inovatif dan bersinergi antara Babinsa. "Bimmas dan kepala Kelurahan sangat mendukung adanya perubahan pola pikir untuk lebih baik," katanya. Dikatakan Jafar, setelah tanam legowo diterapkan Salaka diangap cukup berhasil. Sehingga, sistem ini juga akan diterapkan di desa lain. Karena pelaksanaannya simpel, kalau hitungan riilnya Tanam Legowo 2.1 dalam per hektarnya bisa mencapai 8.5 ton. Sedangkan jika tanam biasa maksimal produksi hanya 5 ton per hektarnya. Kepala Kelurahan Salaka, H Syafril menambahkan, Tanam Legowo 2.1 sudah dua tahun berjalan atas kerjasama dengan pihak Babinsa dan Bimmas. "Alhamdulillah hasilnya sistem tanam ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
Jumat, 09 Januari 2015 
Dandim Takalar Terapkan Sistem Tanam Legowo Capai 8,5 Ton Per Hektar

Takalar,- Mendukung swasembada pangan dan surplus padi di Sulawesi Selatan (Sulsel), Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Dandim memberi contoh kepada masyarakat dalam bercocok tanam padi. Kegiatan ini sebagai bentuk manunggal TNI bersama masyarakat untuk bisa menghasilkan produksi padi berkualitas dan bisa surplus. Informasi yang diperoleh wartawan di lapangan, Keluarahan Salaka dijadikan sebagai pilot project pada musim tanam (MT) tahun ini. Pasalnya, warga Salaka ini mayoritas melakukan Tanam Legowo 2.1 dan hasilnya sangat luar biasa. Sistem tanam seperti ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Salaka jauh sebelumnya dia sudah melakukannya dan hasil produksinya setiap tahun semakin bertambah.

Sehingga pihak Babinsa dan pemerintah setempat menajdikan Keluarahan Salaka sebagai Desa atau keluarahan percontohan untuk tanam legowo 2.1 Dandim 1426 Takalar, Letkol Inf Wirawan Eko Prasetyo SE, Lurah Salaka, H Syafril dan tokoh masyarakat berbaur turun ke sawah untuk melakukan tanam bibit padi dengan sistem Tanama Legowo 2.1, artinya jarak kesamping sekitar 12 cm sementar jarak mundurnya antara 45 cm. "Cara tanam ini bisa berproduksi lebih banyak sebelumnya para petani melakukan tanam padi bukan legowo, dalam satu petak sawah bisa menghasilkan 10 karung. Namun, setelah sistem tanam legowo diaplikasikan hasilnya bisa mencapai 2 kali lipat," ujar Daeng Nambung warga Salaka.

Menurut Danramil Pattallassang, Kapten Inf Jafar, kelurahan Salaka dijadikan sebagai binaan karena warga masyarakatnya mampu merubah pola tanamnya. Masyarakat selalu inovatif dan bersinergi antara Babinsa. "Bimmas dan kepala Kelurahan sangat mendukung adanya perubahan pola pikir untuk lebih baik," katanya. Dikatakan Jafar, setelah tanam legowo diterapkan Salaka diangap cukup berhasil. Sehingga, sistem ini juga akan diterapkan di desa lain. Karena pelaksanaannya simpel, kalau hitungan riilnya Tanam Legowo 2.1 dalam per hektarnya bisa mencapai 8.5 ton. Sedangkan jika tanam biasa maksimal produksi hanya 5 ton per hektarnya. Kepala Kelurahan Salaka, H Syafril menambahkan, Tanam Legowo 2.1 sudah dua tahun berjalan atas kerjasama dengan pihak Babinsa dan Bimmas. "Alhamdulillah hasilnya sistem tanam ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tentunya pemerintah siap mendukung program swasembada pangan khususnya di Takalar dan kalau masyarakat sudah merata melakukan Tanam Legowo tersebut yang diterapkan oleh pihak TNI kami yakin Takalar bisa termasuk penyumbang beras secara nasional," ujarnya. Dandim 1426 Takalar, Letkol Inf Wirawan Eko Prasetyo sistem Tanam Legowo ini secara nasional kita berhasil menekan impor beras dari luar negeri, khusus Sulsel swasembada pangan kita termasuk penyumbang terbesar secara nasional untuk itu kami selalu sampaikan kepada masyarakat kalau kita ingin menanam.pada dan produksinya bagus gunakanlah dengan sistem legowo," tandasanya. Kita di sulael surplus beras artinya sulsel memiliki kelebihan Beras sehingga kita tidak bisa khawatir akan kekurangan beras apalagi saat ini sudah memasuki MT namun tetap optimis bahwa Sulsel akan menjadi penyumbang beras terbesar secara nasional. "Jika kalau perlu Takalar diupayakan menjadi surplus beras,"tandasnya. (ABS). Tentunya pemerintah siap mendukung program swasembada pangan khususnya di Takalar dan kalau masyarakat sudah merata melakukan Tanam Legowo tersebut yang diterapkan oleh pihak TNI kami yakin Takalar bisa termasuk penyumbang beras secara nasional," ujarnya. Dandim 1426 Takalar, Letkol Inf Wirawan Eko Prasetyo sistem Tanam Legowo ini secara nasional kita berhasil menekan impor beras dari luar negeri, khusus Sulsel swasembada pangan kita termasuk penyumbang terbesar secara nasional untuk itu kami selalu sampaikan kepada masyarakat kalau kita ingin menanam.pada dan produksinya bagus gunakanlah dengan sistem legowo," tandasanya. Kita di sulael surplus beras artinya sulsel memiliki kelebihan Beras sehingga kita tidak bisa khawatir akan kekurangan beras apalagi saat ini sudah memasuki MT namun tetap optimis bahwa Sulsel akan menjadi penyumbang beras terbesar secara nasional. "Jika kalau perlu Takalar diupayakan menjadi surplus beras,"tandasnya. (ABS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar