Jumat, 23 Januari 2015

Kementerian PUPR Akan Review Pemaketan Pekerjaan Sebagai Salah Satu Strategi Penyerapan

Media Pembaharuan Jakarta,- Tahun 2014 Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempunyai pagu anggaran Rp 74 triliun dengan 13 ribu paket, di tahun 2015 apabila APBN-P disetujui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memiliki anggaran Rp 118 triliun.
“Berarti kita harus punya strategi bagaimana mengenai untuk penyerapan ini. Birokrasi kami tidak ada tambahan, tender dini sudah dilakukan berdasarkan dipa yang lalu saat ini mungkin sampai 3000 oaket yang sudah ditenderkan,”tutur Menteri PUPR Basuki beberapa waktu lalu dihadapan anggota Komisi V DPR RI.
Kementerian PUPR Akan Review Pemaketan Pekerjaan Sebagai Salah Satu Strategi Penyerapan
Jumat , 23 Jan 2015  
Tahun 2014 Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempunyai pagu anggaran Rp 74 triliun dengan 13 ribu paket, di tahun 2015 apabila APBN-P disetujui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memiliki anggaran Rp 118 triliun.

“Berarti kita harus punya strategi bagaimana mengenai untuk penyerapan ini. Birokrasi kami tidak ada tambahan, tender dini sudah dilakukan berdasarkan dipa yang lalu saat ini mungkin sampai 3000 oaket yang sudah ditenderkan,”tutur Menteri PUPR Basuki beberapa waktu lalu dihadapan anggota Komisi V DPR RI.

Basuki melanjutkan salah satu strategi untuk penyerapan ini adalah dengan me review kembali pemaketan pekerjaan.

“Kalau masih visible, akan kami gabungkan beberapa pemaketan pekerjaan sehingga para pengusaha local juga semakin kuat, kalau selama ini hanya mampu mendapatkan pekerjaan 5-7 miliar, menurut kami mereka tidak akan berkembang, bagaimana mereka bisa investasi lat, men training SDM kalau paketnya kecil-kecil,”tambah Basuki.

Secara terpisah Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU Hediyanto W. Husaini yakin, untuk mengerjakan tersebut para penyedia jasa konstruksi sudah mampu.

“Kontraktor di daerah pun makin lama makin besar, yang biasa mengerjakan paket Rp 5-15 miliar, seharusnya sudah mampu mengerjakan paket pekerjaan senilai Rp 50 miliar, namun yang terjadi adalah masihnya dijejali dengan paket kecil. Tanpa pekerjaan yang besar tidak ada tempat dia menjadi besar, jadi percuma kita melatih orang terus tapi tidak ada lapangan yang besar untuk mereka,”tutur Hediyanto.

Tujuan lainnya dari review pemaketan ini adalah agar semua paket lebih efisien, investasi lebih baik dan kualitas kontraktor daerah lebih meningkat. Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Masrianto mengungkapkan dengan pemaketan yang besar ada keuntungan kualitas dari konstruksi.

“karena kalau paket yang besar badan usaha akan lebih mudah menyiiapkan investasi peralatannya, di dalam kontrak yang besar terdapat fasilitas untuk direksi, supervise, laboratorium yang lebih besar dan lengkap,”tutur Masrianto.

Apabila peralatan atau tooluntuk pelaksanaan konstruksi itu lebih besar dan lebih baik, maka output produk dari badan usaha tersebut akan lebih baik kualitasnya.

Masrianto mengungkapkan pemaketan besar tersebut terutama akan bermanfaat untuk pekerjaan di daerah perbatasan atau daerah-daerah yang akses nya masih sulit. Dengan dijadikannya paket yang besar tentunya harga akan lebiih murah Basuki melanjutkan salah satu strategi untuk penyerapan ini adalah dengan me review kembali pemaketan pekerjaan.
“Kalau masih visible, akan kami gabungkan beberapa pemaketan pekerjaan sehingga para pengusaha local juga semakin kuat, kalau selama ini hanya mampu mendapatkan pekerjaan 5-7 miliar, menurut kami mereka tidak akan berkembang, bagaimana mereka bisa investasi lat, men training SDM kalau paketnya kecil-kecil,”tambah Basuki.
Secara terpisah Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU Hediyanto W. Husaini yakin, untuk mengerjakan tersebut para penyedia jasa konstruksi sudah mampu.
“Kontraktor di daerah pun makin lama makin besar, yang biasa mengerjakan paket Rp 5-15 miliar, seharusnya sudah mampu mengerjakan paket pekerjaan senilai Rp 50 miliar, namun yang terjadi adalah masihnya dijejali dengan paket kecil. Tanpa pekerjaan yang besar tidak ada tempat dia menjadi besar, jadi percuma kita melatih orang terus tapi tidak ada lapangan yang besar untuk mereka,”tutur Hediyanto.
Tujuan lainnya dari review pemaketan ini adalah agar semua paket lebih efisien, investasi lebih baik dan kualitas kontraktor daerah lebih meningkat. Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Masrianto mengungkapkan dengan pemaketan yang besar ada keuntungan kualitas dari konstruksi.
“karena kalau paket yang besar badan usaha akan lebih mudah menyiiapkan investasi peralatannya, di dalam kontrak yang besar terdapat fasilitas untuk direksi, supervise, laboratorium yang lebih besar dan lengkap,”tutur Masrianto.
Apabila peralatan atau tooluntuk pelaksanaan konstruksi itu lebih besar dan lebih baik, maka output produk dari badan usaha tersebut akan lebih baik kualitasnya.
Masrianto mengungkapkan pemaketan besar tersebut terutama akan bermanfaat untuk pekerjaan di daerah perbatasan atau daerah-daerah yang akses nya masih sulit. Dengan dijadikannya paket yang besar tentunya harga akan lebiih murah. (Subandi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar