Minggu, 11 Januari 2015

Pendemo diRumah Jabatan Wali Kota Lakukan Klarifikasi.

Media Pembaharuan Makassar, – Koordinator aksi mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi di Rumah Jabatan (Rujab) Wali Kota Makassar, Jumat lalau, Adiyatma membantah tudingan jika mereka di gerakkan oleh orang-orang dekat Ilham Arief Sirajuddin(Mantan Walikota).
Pendemo diRumah Jabatan Wali Kota Lakukan Klarifikasi.

Makassar – Koordinator aksi mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi di Rumah Jabatan (Rujab) Wali Kota Makassar, Jumat lalau, Adiyatma membantah tudingan jika mereka di gerakkan oleh orang-orang dekat Ilham Arief Sirajuddin(Mantan Walikota).

Dia menjelaskan bahwa aksi yang mereka lakukan adalah murni gerakan moral dalam mengawal pemerintahan yang sedang berjalan saat ini. Termasuk menyoroti anggaran yang di nilainya tidak pro rakyat.

“Gerakan kami murni mengawal pemerintahan dengan melakukan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat,dan ini akan kami buktikan,” ujarnya dalam rilisnya, Minggu (11/1/2015).

Adiyatma menegaskan bahwa seharusnya pemerintah tidak anti kritik tapi harus menerima kritikan sebagai masukan untuk kebaikan masyarakat.

Dia berharap agar aksi yang mereka lakukan tidak dikaitkan dengan orang-orang tertentu yang tidak ada hubungannya dengan mereka.

Diketahui puluhan mahasiswa dari Barisan Elemen Mahasiswa dan Masyarakat Makassar (BEMM Makassar) melakukan aksi demonstrasi di rujab wali kota, Jumat (9/1/2015) lalu. Sempat terjadi betrok antara demonstran dengan warga di sekitar rujab dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat itu.

Mereka menolak keras pembelian sendok seharga Rp 1 miliar, pembelian ranjang Wali Kota Makassar seharga Rp 220 juta, pembelian selimut Rp 80 juta, pembelian kulkas untuk rumah jabatan 15 juta, pembelian Jet ski Rp 700 juta, dan pembuatan website per kecamatan seharga Rp 60 juta.

Mahasiswa juga mendesak Wali kota Makassar meminta maaf secara terbuka atas carut marutnya pembahasan RAPBD Kota Makassar yang tidak pro rakyat, dan atas insiden penghinaan dan pemukulan terhadap mahasiswa di Kantor Balai Kota Makassar, 1 November 2014 lalu. (ABS). Dia menjelaskan bahwa aksi yang mereka lakukan adalah murni gerakan moral dalam mengawal pemerintahan yang sedang berjalan saat ini. Termasuk menyoroti anggaran yang di nilainya tidak pro rakyat.
“Gerakan kami murni mengawal pemerintahan dengan melakukan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat,dan ini akan kami buktikan,” ujarnya dalam rilisnya, Minggu (11/1/2015).
Adiyatma menegaskan bahwa seharusnya pemerintah tidak anti kritik tapi harus menerima kritikan sebagai masukan untuk kebaikan masyarakat.
Dia berharap agar aksi yang mereka lakukan tidak dikaitkan dengan orang-orang tertentu yang tidak ada hubungannya dengan mereka.
Diketahui puluhan mahasiswa dari Barisan Elemen Mahasiswa dan Masyarakat Makassar (BEMM Makassar) melakukan aksi demonstrasi di rujab wali kota, Jumat (9/1/2015) lalu. Sempat terjadi betrok antara demonstran dengan warga di sekitar rujab dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat itu.
Mereka menolak keras pembelian sendok seharga Rp 1 miliar, pembelian ranjang Wali Kota Makassar seharga Rp 220 juta, pembelian selimut Rp 80 juta, pembelian kulkas untuk rumah jabatan 15 juta, pembelian Jet ski Rp 700 juta, dan pembuatan website per kecamatan seharga Rp 60 juta.
Mahasiswa juga mendesak Wali kota Makassar meminta maaf secara terbuka atas carut marutnya pembahasan RAPBD Kota Makassar yang tidak pro rakyat, dan atas insiden penghinaan dan pemukulan terhadap mahasiswa di Kantor Balai Kota Makassar, 1 November 2014 lalu. (ABS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar