Selasa, 06 Januari 2015

Jenderal Badar: Lentera yang Terlupakan

Media Pembaharuan Makassar – Namanya melekat dengan sebutan “Jenderal”, namun bukan dari kesatuan TNI maupun Polri. Jenderal Badar, begitu panggilan tenar dikalangan wartawan yang bertugas di pemprov Sulsel, adalah seorang staf Humas Pemprov Sulsel yang kerap mendampingi dan memfasilitasi jurnalis yang hendak mewawancarai Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo serta pejabat Pemprov Sulsel lainnya.
Julukan Jenderal Badar sendiri merupakan pemberian dari para wartawan, dikarenakan dirinya merupakan seorang jenderal lapangan yang mampu membaca situasi dan gerakannya yang lihat dalam memfasilitasi para narasumber yang ingin wartawan wawancarai dilingkup Pemprov Sulsel.
Jenderal Badar. Foto: Fritz MaticTak Heran jika panggilan tersebut terlontar dari bibir Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk mencari pria yang kerap dekat dengan wartawan, “Mana Jenderal.. ?? Ujar Syahrul saat hendak mencari staf humas tersebut. Tidak hanya Gubernur, Wakil Gubernur, Agus Arifin Numang, Sekda Pemprov bahkan Kepala Dinas pun akrab memanggil “Jenderal” terhadap pria kelahiran 14 Oktober 1964.
Lentera yang Terlupakan
Pemilik nama lengkap Badaruddin, S Sos. MSi juga kerap kali mengekspresikan sebuah kata-kata bahkan istilah sekalipun, seperti misalnya “Lentera Yang Terlupakan”. Saat ditemui Reporter Kabarmakassar.com diruang kerjanya, Selasa (6/1/2014), Jenderal Badar terkesan berat hati melontarkan yang sebenarnya apa maksud istilah tersebut. Namun perlahan istilah tersebut pun diucapkan dengan terbata-bata, “Itu ekspresi kekesalan dan amarah saya sebenarnya” Ujar Jenderal Badar dengan pelan.
Ekspresi kekesalanya pun kerap ditulis melalui media sosialnya di selularnya baik distatus Blackberry Messager (BBM) sekalipun tulisan di akun Facebook. Menurutnya “Lentera Yang Terlupakan” itu ibarat dirinya yang ditinggalkan oleh rekan-rekan seperjuangannya yang pernah sama-sama satu Kapal (Satu Team Work).
“Temanku Sudah jadimi ..setelah perjuangan diraih malah saya dilupakan, harusnya mereka juga melihat yang sudah sama-sama berjuang” Tegas sang Jenderal.
Amarah kata Lentera yang terlupakan tersebut ternyata ditujukan kepada teman seperjuanganya hampir semua telah menjadi orang yang telah sukses meniti karier, ada yang telah menjabat Kepala Biro, Kepala Dinas sekalipun.
“Mungkin sudah keenakan duduk jadi dia melupakan lentera ini” Ungkap Jenderal.
Dirinyapun seakan menjadi seorang jenderal yang terlupakan di masa damai, usai perjuangan berat berlalu.
Mengapa Masih di Humas..??
Pertanyaan yang paling berat menurut sang Jenderal, namun iya pun tetap menjawab pertanyaan dari reporter kabarmakassar.com, “Iya, kenapa saya masih disini (HUMAS), Banyak yang tanya saya kenapa di Humas ki ?? padahal sudah Golongan IVa.. nah mungkin karena saya berpengalaman, mungkin juga karena saya sudah tepat disini??. Banyak yang protes yang pasti utamanya Keluarga saya.. Istri dan anak saya yang sering bertanya kenapa bapak pulang malam, kadang tidak pulang karena ke daerah..!! saya cuman jawab itulah pekerjaan Humas 24 jam nonstop, bahkan dibanding dari instansi yang lain, Humas yang paling berperan penting untuk setiap dinas bapak Gubernur” Ungkap Jenderal Badar.
Jenderal Badar menjadi staf Humas sejak jaman HZB Palaguna sebagai Gubernur Sulsel kala itu, kemudian Jenderal pun telah mengarungi dari berbagai kepala Kantornya bahkan 7 kali pergantian kepala Biro Humas dan Kabag Humas, jenderal telah merasakan perintah atasannya tersebut hingga sekarang. “Alhamdullilah itulah yang menjadi pengalaman saya silih bergantinya kepala daerah hingga kepala Biro sekalipun telah dilalui dengan baik” Ungkapnya.
“Saya rasa yang paling berkesan saat diri saya menjadi Fotografer Syahrul Yasin Limpo, kala itu dirinya masih menjabat Wakil Gubernur yang mendampingi Amin Syam, banyak orang takut jadi fotografer Syahrul bagi saya aman-aman saja karena bapak Syahrul ibarat ayah saya, bahkan sampai sekarang saya melihat beliau bagaikan ayah saya” Ungkap pria 3 anak ini.
Wartawan Dimata Sang Jenderal
Setiap wartawan yang ingin melakukan aktifitas jurnalistiknya dikantor Humas Pemprov Sulsel, mau tak mau harus melakukan ijin lapor terhadap sang Jenderal Badar. Beberapa wartawan yang tiap tahun berganti dan berganti pula pola kerjanya Jenderalpun telah memamhami.
“Ini menjadi tantangan bagi saya. Ada wartawan yang Senior ada yang wartawan muda dan saya pun harus menjadi bunglon disitu karena karakter mereka berbeda. Jadinya kalau saya di senior saya harus imbangi juga terhadap wartawan yang muda- muda. Bagi saya wartawan semua itu rajin dan terlihat patuh pada perintah atasannya jadi saya pahami ketika saya berada diposisi mereka dan itu harus..!! jadi misalnya mereka ditugaskan wawancara gubernur sementara Gubernur masih kurang sehat, dan para wartawan membujuk saya untuk memfasilitasi..nah disitulah tingkat kesulitannya tapi biasanya saya beri pengertian terhadap mereka namun syukur-syukur ada juga yang memahami, tetapi kebanyak yang tidak dan itupun membuat saya jadi bimbang biasa..!! itu tantangan namun itu sudah menjadi hal biasa bagi kami di Humas” Ujar Jenderal.
Menurutnya setiap wartawan memiliki pola kerja yang berbeda-beda, namun dirinya tetap menyesuaikan dengan cara pendekatan nurani.
“Wartawan kalau setiap hari bersama mereka itu bagai keluarga saya, yang muda anak saya, yang senior sahabat saya, hingga sekarang mereka tetap selingkup keluarga bagi saya dalam proses kerja kita bersama”. terang Jenderal.
Profil Lengkap:
Nama Lengkap: Badaruddin S.Sos, M,Si
Tempat Lahir: U.Pandang 14 Oktober 1964
Suku Bangsa: Bugis
Pendidikan Terakhir: Magister Ilmu Komunikasi Universitas Satria Makassar
Jabatan Sekarang: Kasubag Pengumpulan dan Penyaringan Informasi
Unit Kerja: Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Sulsel
Pangkat: Pembina, Golongan IV/a
Riwayat Diklat Kepemimpinan: Prajabatan 1986 (PPD), ADUM 2000 (LAN) Riwayat Diklat Fungsional : JUPEN Fungsional 1993 (PPD) Riwayat Diklat Teknis: DASPEN II 1997 (PPD)
Istri: Dwi Isyani S.Kep, Ns
Anak: Widya Kusuma, Wirawan Kusuma, Andi Kusuma Badaruddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar