Jumat, 09 Januari 2015

Massa ” Batu Putih ” Serang Rujab Wali Kota Makassar.


Jum'at, 09 Januari 2015
Massa ” Batu Putih ” Serang Rujab Wali Kota Makassar.

Makassar, - Sekitar 50 an massa yang di yakini sebagai massa suruhan menyerang rumah jabatan wali kota Makassar, Jumat dini hari (9/1/2015). Selain berteriak teriak, massa yang dilengkapi dengan busur dan parang berusaha merengsek masuk kedalam halaman Rumah Jabatan (Rujab) wali kota Makassar.
” Kejadiannya sekitar pukul satu tadi malam Pak. Mereka memaksa masuk dengan mencoba merobohkan pagar ” ujar Hadi sumartono, aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kota Makassar yang bertugas sebagai komandan regu pada saat aksi penyerangan berlangsung.
Hadi menengarai, gerombolan massa tersebut merupakan preman yang sengaja dibayar untuk meneror wali kota Makassar, Danny Pomanto yang pada saat kejadian tidak berada di rujab.
” Kami sangat yakin mereka itu massa disuruh, karena bicaranya sangat kasar dan bahkan membawa busur dan parang. Mereka juga berteriak – teriak dan menyebut pak wali sebagai pengkhianat ” lanjutnya.
Sementara itu, Syarifuddin, PNS yang bertugas di rujab Walikota Makassar saat menceritakan kronologis peristiwa penyerangan tersebut mengaku sempat naik pitam saat massa penyerang berusaha mendobrak pagar.
” Saya hampir tidak bisa lagi menahan emosi pak. Ini sudah kesekian kalinya mereka datang dan selalu berkata – kata kasar. Kami semua dibilangi anjing, Pak wali di bilangi pengkhianat, itukan sudah keterlaluan ” Ujar Syarifuddin saat di temui dirujab walikota Makassar.
Menurut Syarifuddin, gerombolan massa tersebut selalu datang dengan menyebut kelompoknya sebagai Barisan eelemen Mahasiswa dan Masyarakat.
” Kami yakin itu preman karena bicaranya kasar dan membawa senjata tajam, setahuku mahasiswa tidak begitu modelnya ” lanjut Syarifuddin.
Beberapa jam sebelumnya, atau sekitar pukul empat sore harinya, gerombolan yang sama mendatangi rumah jabatan dengan membawa tiga foto Danny Pomanto.
” Ketiga foto itu di letakkan di atas aspal untuk mereka bakar ramai – ramai. Namun kami berhasil merebut foto itu sebelum mereka berhasil bakar ” ujar Hadi Sumartono.
Menurut Hadi aksi saling dorong sempat terjadi sebelum anggota berhasil merebut foto Danny Pomanto.
” Mereka mencoba memancing untuk bentrok, tapi kami mendapat instruksi untuk menahan diri ” lanjutnya.
Hadi mengaku mendapat telepon dan Danny untuk menahan diri dan menelpon aparat kepolisian untuk membantu pengamanan.
Pada saat kejadian, rujab walikota hanya di jaga oleh lima personil Satpol PP, yang kemudian satu platon petugas satpol PP yang standby di kantor walikota Makassar diturunkan untuk membantu pengamanan ditambah beberapa personil dari aparat kepolisian.
Sementara itu, salah satu aparat Satpol PP yang meminta untuk tidak disebut namanya mengungkapkan jika pihaknya telah melakukan pengintaian selama beberapa hari terhadap pergerakan kelompok massa ini.
” Kami sudah melakukan melakukan pengintaian terhadap pergerakan kelompok ini. Dan kami mendapati mereka kerap berkumpul di jalan batu putih untuk melakukan konsolidasi. Dan bahkan sebagian dari mereka menginap disana ” ujarnya.
Wali kota Makassar, Danny Pomanto saat dikonfirmasi terkait penyerangan tersebut meminta agar para pendemo tersebut lebih sopan jika ingin menyampaikan aspirasinya.
” Kemungkinan memang itu massa suruhan, karena caranya tidak seperti demonstran mahasiswa lainnya yang menyuarakan kepentingan masyarakat. Apalagi mereka datang tengah malam dengan membawa senjata tajam. Tapi biarlah itu menjadi tugas polisi untuk mengusut siapa dibalik ini semua ” ujar Danny saat di konfirmasi di ruang kerjanya.
Media Pembaharuan Makassar, - Sekitar 50 an massa yang di yakini sebagai massa suruhan menyerang rumah jabatan wali kota Makassar, Jumat dini hari (9/1/2015). Selain berteriak teriak, massa yang dilengkapi dengan busur dan parang berusaha merengsek masuk kedalam halaman Rumah Jabatan (Rujab) wali kota Makassar.
” Kejadiannya sekitar pukul satu tadi malam Pak. Mereka memaksa masuk dengan mencoba merobohkan pagar ” ujar Hadi sumartono, aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kota Makassar yang bertugas sebagai komandan regu pada saat aksi penyerangan berlangsung.
Hadi menengarai, gerombolan massa tersebut merupakan preman yang sengaja dibayar untuk meneror wali kota Makassar, Danny Pomanto yang pada saat kejadian tidak berada di rujab.
” Kami sangat yakin mereka itu massa disuruh, karena bicaranya sangat kasar dan bahkan membawa busur dan parang. Mereka juga berteriak – teriak dan menyebut pak wali sebagai pengkhianat ” lanjutnya.
Sementara itu, Syarifuddin, PNS yang bertugas di rujab Walikota Makassar saat menceritakan kronologis peristiwa penyerangan tersebut mengaku sempat naik pitam saat massa penyerang berusaha mendobrak pagar.
” Saya hampir tidak bisa lagi menahan emosi pak. Ini sudah kesekian kalinya mereka datang dan selalu berkata – kata kasar. Kami semua dibilangi anjing, Pak wali di bilangi pengkhianat, itukan sudah keterlaluan ” Ujar Syarifuddin saat di temui dirujab walikota Makassar.
Menurut Syarifuddin, gerombolan massa tersebut selalu datang dengan menyebut kelompoknya sebagai Barisan eelemen Mahasiswa dan Masyarakat.
” Kami yakin itu preman karena bicaranya kasar dan membawa senjata tajam, setahuku mahasiswa tidak begitu modelnya ” lanjut Syarifuddin.
Beberapa jam sebelumnya, atau sekitar pukul empat sore harinya, gerombolan yang sama mendatangi rumah jabatan dengan membawa tiga foto Danny Pomanto.
” Ketiga foto itu di letakkan di atas aspal untuk mereka bakar ramai – ramai. Namun kami berhasil merebut foto itu sebelum mereka berhasil bakar ” ujar Hadi Sumartono.
Menurut Hadi aksi saling dorong sempat terjadi sebelum anggota berhasil merebut foto Danny Pomanto.
” Mereka mencoba memancing untuk bentrok, tapi kami mendapat instruksi untuk menahan diri ” lanjutnya.
Hadi mengaku mendapat telepon dan Danny untuk menahan diri dan menelpon aparat kepolisian untuk membantu pengamanan.
Pada saat kejadian, rujab walikota hanya di jaga oleh lima personil Satpol PP, yang kemudian satu platon petugas satpol PP yang standby di kantor walikota Makassar diturunkan untuk membantu pengamanan ditambah beberapa personil dari aparat kepolisian.
Sementara itu, salah satu aparat Satpol PP yang meminta untuk tidak disebut namanya mengungkapkan jika pihaknya telah melakukan pengintaian selama beberapa hari terhadap pergerakan kelompok massa ini.
” Kami sudah melakukan melakukan pengintaian terhadap pergerakan kelompok ini. Dan kami mendapati mereka kerap berkumpul di jalan batu putih untuk melakukan konsolidasi. Dan bahkan sebagian dari mereka menginap disana ” ujarnya.
Wali kota Makassar, Danny Pomanto saat dikonfirmasi terkait penyerangan tersebut meminta agar para pendemo tersebut lebih sopan jika ingin menyampaikan aspirasinya.
” Kemungkinan memang itu massa suruhan, karena caranya tidak seperti demonstran mahasiswa lainnya yang menyuarakan kepentingan masyarakat. Apalagi mereka datang tengah malam dengan membawa senjata tajam. Tapi biarlah itu menjadi tugas polisi untuk mengusut siapa dibalik ini semua ” ujar Danny saat di konfirmasi di ruang kerjanya. (ABS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar