Sabtu, 27 Desember 2014

Bisnis Ijazah Palsu Jatah Rektor Rp5 Juta

Bisnis Ijazah Palsu Jatah Rektor Rp5 Juta

 - Peredaran ijazah palsu di Sulsel dan Makassar bisa dikatakan lumayan banyak. Bahkan ijazah palsu tersebut disinyalir sudah banyak beredar. Ijazah sarjana instan itu makin mudah diperoleh. Tidak perlu kuliah bertahun-tahun, hanya dengan membayar biaya kisaran Rp10 juta sampai Rp20 juta ijazah berikut transkrip nilai sudah bisa dipegang. Praktik curang itu diduga melibatkan orang dalam kampus.

Hasil penelusuran penggunaan jasa sindikat itu di salah satu pergururuan tinggi (PT) di Makassar dengan memanfaatkan sisa ijazah universitas tertentu. Seorang karyawan perusahaan swasta pembiayaan secara terbuka menceritakan pengalamannya menggunakan jasa tersebut. Motif kecurangan didasari rasa malas dan tidak memiliki waktu kuliah sesuai prosedur. “Untuk naik jabatan diharuskan memiliki ijazah S1. Kalau mengikuti prosedur bisa lama mendapatkannya. Kebetulan ada orang yang menawari dan langsung diterima,” ucap pria berumur 28 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya.

Disebutkan, ada dua cara untuk mendapatkan ijazah S1 yakni pemotongan masa kuliah sehingga hanya dikenakan biaya Rp12 juta dan tidak melalui proses kuliah dengan biaya Rp18 juta hingga Rp19 juta. Ijazah akan keluar berbarengan waktu wisuda terdekat. Biasanya pengguna jasa tidak menghadiri acara untuk mengurangi kecurigaan dari mahasiswa lain. Mereka baru mengambil keesokan hari dengan mengutarakan berbagai alasan ketidakhadiran wisuda.

Menurut dia, biaya mendapatkan ijazah S2 lebih mahal lagi, berkisar sekitar Rp18 juta hingga Rp25 juta. Kemudian ijazah D3 berkisar Rp7,5 juta. Sedangkan PT lainnya yang lebih tinggi ijazah S2 dihargai kisaran Rp27,5 juta. Dua jenjang itu biasanya tidak ikut kuliah karena masa studinya yang singkat. “Biasanya dilihat dari kampusnya juga. Rektor mendapatkan bagian Rp5 juta. Jatah perantara (calo) sekitar Rp4 juta dan sisanya dibagikan staf, dosen, dan upah pembuatan skripsi,” tambahnya.(taq)
Ilustrasi
Media Pembaharuan Makassar,- Peredaran ijazah palsu di Sulsel dan Makassar bisa dikatakan lumayan banyak. Bahkan ijazah palsu tersebut disinyalir sudah banyak beredar. Ijazah sarjana instan itu makin mudah diperoleh. Tidak perlu kuliah bertahun-tahun, hanya dengan membayar biaya kisaran Rp10 juta sampai Rp20 juta ijazah berikut transkrip nilai sudah bisa dipegang.
Praktik curang itu diduga melibatkan orang dalam kampus.
Hasil penelusuran penggunaan jasa sindikat itu di salah satu pergururuan tinggi (PT) di Makassar dengan memanfaatkan sisa ijazah universitas tertentu. Seorang karyawan perusahaan swasta pembiayaan secara terbuka menceritakan pengalamannya menggunakan jasa tersebut. Motif kecurangan didasari rasa malas dan tidak memiliki waktu kuliah sesuai prosedur. “Untuk naik jabatan diharuskan memiliki ijazah S1. Kalau mengikuti prosedur bisa lama mendapatkannya. Kebetulan ada orang yang menawari dan langsung diterima,” ucap pria berumur 28 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya.
Disebutkan, ada dua cara untuk mendapatkan ijazah S1 yakni pemotongan masa kuliah sehingga hanya dikenakan biaya Rp12 juta dan tidak melalui proses kuliah dengan biaya Rp18 juta hingga Rp19 juta. Ijazah akan keluar berbarengan waktu wisuda terdekat. Biasanya pengguna jasa tidak menghadiri acara untuk mengurangi kecurigaan dari mahasiswa lain. Mereka baru mengambil keesokan hari dengan mengutarakan berbagai alasan ketidakhadiran wisuda.
Menurut dia, biaya mendapatkan ijazah S2 lebih mahal lagi, berkisar sekitar Rp18 juta hingga Rp25 juta. Kemudian ijazah D3 berkisar Rp7,5 juta. Sedangkan PT lainnya yang lebih tinggi ijazah S2 dihargai kisaran Rp27,5 juta. Dua jenjang itu biasanya tidak ikut kuliah karena masa studinya yang singkat. “Biasanya dilihat dari kampusnya juga. Rektor mendapatkan bagian Rp5 juta. Jatah perantara (calo) sekitar Rp4 juta dan sisanya dibagikan staf, dosen, dan upah pembuatan skripsi,” tambahnya. (ABS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar