Jumat, 19 Desember 2014

Pemerintah Bangun 3.097 Km Rel Kereta Api Dana Rp 111,1 Triliun, Target Tuntas pada 2018

Media Pembaharuan Jakarta,- Pemerintah berencana membangun jalur kereta api (KA) sepanjang 3.097,01 kilometer (km) dalam waktu lima tahun mendatang. Proyek yang diutamakan adalah pembangunan jalur KA Trans-Sumatera, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sulawesi. Proyek infrastruktur itu diprediksi menyedot dana APBN hingga Rp 111,1 triliun.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy S. Priatna menjelaskan, prioritas proyek Trans-Sumatera adalah pembangunan rel KA di Sumatera Barat (Sumbar). Selanjutnya, di wilayah lainnya seperti Sumatera Selatan, Lampung, dan Aceh, dibangun pula jalur KA. ’’Total rel KA Trans-Sumatera ini sepanjang 1.377 kilometer. Dana yang diperlukan dalam lima tahun mencapai Rp 41,1 triliun. Tapi, lahan yang disiapkan pemda belum termasuk,’’ kata dia di kantor Bappenas, Jumat (19/12).
Menurut dia, sebetulnya studi terhadap Trans-Sumatera itu sudah lama selesai. Namun, karena terkendala dana, proyek pun terbengkalai. Saat ini proyek masih dipersiapkan. Jalur-jalur kereta api yang bakal menyambungkan seluruh Sumatera di sisi timur tersebut bakal ditinjau kembali. ’’Review desain ini butuh dana Rp 50 miliar. Seluruh pendanaan diambil dari APBN,’’ ujarnya.
Pemerintah Bangun 3.097 Km Rel Kereta Api
Dana Rp 111,1 Triliun, Target Tuntas pada 2018
JAKARTA – Pemerintah berencana membangun jalur kereta api (KA) sepanjang 3.097,01 kilometer (km) dalam waktu lima tahun mendatang. Proyek yang diutamakan adalah pembangunan jalur KA Trans-Sumatera, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sulawesi. Proyek infrastruktur itu diprediksi menyedot dana APBN hingga Rp 111,1 triliun.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy S. Priatna menjelaskan, prioritas proyek Trans-Sumatera adalah pembangunan rel KA di Sumatera Barat (Sumbar). Selanjutnya, di wilayah lainnya seperti Sumatera Selatan, Lampung, dan Aceh, dibangun pula jalur KA. ’’Total rel KA Trans-Sumatera ini sepanjang 1.377 kilometer. Dana yang diperlukan dalam lima tahun mencapai Rp 41,1 triliun. Tapi, lahan yang disiapkan pemda belum termasuk,’’ kata dia di kantor Bappenas, Jumat (19/12).

Menurut dia, sebetulnya studi terhadap Trans-Sumatera itu sudah lama selesai. Namun, karena terkendala dana, proyek pun terbengkalai. Saat ini proyek masih dipersiapkan. Jalur-jalur kereta api yang bakal menyambungkan seluruh Sumatera di sisi timur tersebut bakal ditinjau kembali. ’’Review desain ini butuh dana Rp 50 miliar. Seluruh pendanaan diambil dari APBN,’’ ujarnya.

Begitu pula jalur Trans-Kalimantan sepanjang 713,01 kilometer. Dengan kebutuhan dana mencapai Rp 35 triliun di luar kebutuhan lahan, proyek itu akan mulai konstruksi pada 2016. ’’Tapi, sebetulnya jalur ini cenderung belum siap kalau dibandingkan dengan Trans-Sumatera. Sebab, studinya juga lebih dulu Trans-Sumatera,’’ ungkapnya.

Sementara itu, untuk jalur Trans-Sulawesi, Dedy menyebutkan bahwa panjang jalur yang dibangun selama lima tahun nanti mencapai 1.007 kilometer. Sekarang yang sedang dibangun adalah jalur Pare-Pare ke Makassar sepanjang 135 kilometer. Jalur Manado ke Bitung sepanjang 48 kilometer bakal dikerjakan. ’’Diperkirakan, dananya sampai Rp 35 triliun,’’ tutur dia.

Satu lagi jalur yang akan dikembangkan adalah Trans-Papua. Yang tengah studi, antara lain, jalur Makowari–Sorong, Manokwari–Nabire, dan Nabire–Timika. ’’Sekarang masih feasibility study. Paling cepat mulai konstruksi 2018,’’ papar dia.

Pihaknya optimistis beberapa jalur yang studinya telah rampung namun gagal dieksekusi tersebut terealisasi mulai tahun depan. ’’Ya, memang butuh kerja keras. Sebab, dananya tidak sedikit. Tapi, dengan pengalihan subsidi dan sektor nonproduktif ke produktif sekitar Rp 130 triliun, pembangunan infrastruktur bisa digenjot,’’ terangnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan, saat ini pemerintah mengejar target pertumbuhan ekonomi 7 persen. Namun, angka itu bukan angka yang murah untuk mencapai target tersebut. ’’Setiap tumbuh 1,5 persen, kita butuh investasi setidaknya Rp 700 triliun,’’ tegasnya.

Karena itu, beberapa upaya dilancarkan. Misalnya, meningkatkan penerimaan pajak dalam APBN serta mempermudah akses investor untuk berinvestasi. Begitu pula jalur Trans-Kalimantan sepanjang 713,01 kilometer. Dengan kebutuhan dana mencapai Rp 35 triliun di luar kebutuhan lahan, proyek itu akan mulai konstruksi pada 2016. ’’Tapi, sebetulnya jalur ini cenderung belum siap kalau dibandingkan dengan Trans-Sumatera. Sebab, studinya juga lebih dulu Trans-Sumatera,’’ ungkapnya.
Sementara itu, untuk jalur Trans-Sulawesi, Dedy menyebutkan bahwa panjang jalur yang dibangun selama lima tahun nanti mencapai 1.007 kilometer. Sekarang yang sedang dibangun adalah jalur Pare-Pare ke Makassar sepanjang 135 kilometer. Jalur Manado ke Bitung sepanjang 48 kilometer bakal dikerjakan. ’’Diperkirakan, dananya sampai Rp 35 triliun,’’ tutur dia.
Satu lagi jalur yang akan dikembangkan adalah Trans-Papua. Yang tengah studi, antara lain, jalur Makowari–Sorong, Manokwari–Nabire, dan Nabire–Timika. ’’Sekarang masih feasibility study. Paling cepat mulai konstruksi 2018,’’ papar dia.
Pihaknya optimistis beberapa jalur yang studinya telah rampung namun gagal dieksekusi tersebut terealisasi mulai tahun depan. ’’Ya, memang butuh kerja keras. Sebab, dananya tidak sedikit. Tapi, dengan pengalihan subsidi dan sektor nonproduktif ke produktif sekitar Rp 130 triliun, pembangunan infrastruktur bisa digenjot,’’ terangnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan, saat ini pemerintah mengejar target pertumbuhan ekonomi 7 persen. Namun, angka itu bukan angka yang murah untuk mencapai target tersebut. ’’Setiap tumbuh 1,5 persen, kita butuh investasi setidaknya Rp 700 triliun,’’ tegasnya.
Karena itu, beberapa upaya dilancarkan. Misalnya, meningkatkan penerimaan pajak dalam APBN serta mempermudah akses investor untuk berinvestasi. (Subandi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar