Media Pembaharuan Makassar,- Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel)
belum melakukan upaya persiapan internal menghadapi Musyawarah Daerah
(Musda) tahun depan. Elite Golkar Sulsel
malah tak ingin buru-buru menetapkan jadwal lantaran kisruh internal di
DPP masih terus berlanjut. Wakil Ketua Golkar Sulsel Arfandi Idris
mengatakan, penyelenggaraan Musda di Sulsel tergantung dari instruksi
Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I sendiri hanya
sebatas menunggu instruksi tersebut lewat juklak dari DPP. "Jadi tidak
ada istilah percepatan Musda karena itu tergantung Juklak DPP. Kalau ada
mau percepat dasarnya apa?," kata Arfandi.
Wakil Ketua Golkar, Ir.H.M.Arfandy Idris, SH |
Menurutnya, jadwal
penyelenggaraan Musda tidak dilihat dari masa jabatan kepengurusan saat
ini. Dia menyebut kalau Musda bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan
keinginan dari DPP. "Musda bisa Januari, Februari, atau kapan saja. Itu
tidak bisa kita prediksi. Semua terjadi perubahan pasca Munas karena
AD-ART berubah, makanya jadwal bisa juga berubah," katanya. Mantan Ketua
KNPI Sulsel ini menolak berspekulasi mengenai kandidat terkuat di forum
Musda nantinya. Dia menganggap kalau siapa saja kader Golkar Sulsel
yang mencalonkan diri memiliki peluang untuk terpilih. "Kalau Musdanya
cepat tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan.
Siapa mau
silahkan maju saja. Kita bicara aturan dan legitimasi Musda, jadi tidak
ada diuntungkan," kata dia. Seperti diketahui, dua kader senior Golkar
Sulsel, yakni Moh Roem dan Ichsan Yasin Limpo dianggap menjadi kandidat
kuat melanjutkan kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo. Hanya saja keduanya
masih menutup diri untuk dikonfirmasi mengenai pencalonannya. Roem dalam
beberapa kesempatan menolak memberikan komentar mengenai peluangnya.
Dia menyebut masih terlalu dini membicarakan Musda yang jadwal
pelaksanaannya saja belum jelas. Wakil Ketua Golkar Sulsel, Kadir Halid
juga sebelumnya pernah mewacanakan percepatan pelaksanaan Musda. Dia
mengangap kalau penunjukan Syahrul sebagai Ketua DPP Golkar Bidang
Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Otda) pada Munas Bali secara otomatis
membuat posisi Ketua DPD I Golkar Sulsel kosong. "Sejak Pak Syahrul
ditunjuk sebagai Ketua DPP Golkar, maka jabatan lama akan kosong dan
dijabat oleh Plt. Tetapi kalau boleh jangan terlalu lama Plt itu
menjabat dan secepatnya digelarlah Musda mencari ketua," kata Kadir
beberapa waktu lalu. (ABS).
Senin, 30 Desember 2014 Wakil Ketua Golkar Sulsel Tunggu Instruksi DPP Makassar,- Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) belum melakukan upaya persiapan internal menghadapi Musyawarah Daerah (Musda) tahun depan. Elite Golkar Sulsel malah tak ingin buru-buru menetapkan jadwal lantaran kisruh internal di DPP masih terus berlanjut. Wakil Ketua Golkar Sulsel Arfandi Idris mengatakan, penyelenggaraan Musda di Sulsel tergantung dari instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I sendiri hanya sebatas menunggu instruksi tersebut lewat juklak dari DPP. "Jadi tidak ada istilah percepatan Musda karena itu tergantung Juklak DPP. Kalau ada mau percepat dasarnya apa?," kata Arfandi. Menurutnya, jadwal penyelenggaraan Musda tidak dilihat dari masa jabatan kepengurusan saat ini. Dia menyebut kalau Musda bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan keinginan dari DPP. "Musda bisa Januari, Februari, atau kapan saja. Itu tidak bisa kita prediksi. Semua terjadi perubahan pasca Munas karena AD-ART berubah, makanya jadwal bisa juga berubah," katanya. Mantan Ketua KNPI Sulsel ini menolak berspekulasi mengenai kandidat terkuat di forum Musda nantinya. Dia menganggap kalau siapa saja kader Golkar Sulsel yang mencalonkan diri memiliki peluang untuk terpilih. "Kalau Musdanya cepat tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan. Siapa mau silahkan maju saja. Kita bicara aturan dan legitimasi Musda, jadi tidak ada diuntungkan," kata dia. Seperti diketahui, dua kader senior Golkar Sulsel, yakni Moh Roem dan Ichsan Yasin Limpo dianggap menjadi kandidat kuat melanjutkan kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo. Hanya saja keduanya masih menutup diri untuk dikonfirmasi mengenai pencalonannya. Roem dalam beberapa kesempatan menolak memberikan komentar mengenai peluangnya. Dia menyebut masih terlalu dini membicarakan Musda yang jadwal pelaksanaannya saja belum jelas. Wakil Ketua Golkar Sulsel, Kadir Halid juga sebelumnya pernah mewacanakan percepatan pelaksanaan Musda. Dia mengangap kalau penunjukan Syahrul sebagai Ketua DPP Golkar Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Otda) pada Munas Bali secara otomatis membuat posisi Ketua DPD I Golkar Sulsel kosong. "Sejak Pak Syahrul ditunjuk sebagai Ketua DPP Golkar, maka jabatan lama akan kosong dan dijabat oleh Plt. Tetapi kalau boleh jangan terlalu lama Plt itu menjabat dan secepatnya digelarlah Musda mencari ketua," kata Kadir beberapa waktu lalu. (ABS).
Senin, 30 Desember 2014 Wakil Ketua Golkar Sulsel Tunggu Instruksi DPP Makassar,- Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) belum melakukan upaya persiapan internal menghadapi Musyawarah Daerah (Musda) tahun depan. Elite Golkar Sulsel malah tak ingin buru-buru menetapkan jadwal lantaran kisruh internal di DPP masih terus berlanjut. Wakil Ketua Golkar Sulsel Arfandi Idris mengatakan, penyelenggaraan Musda di Sulsel tergantung dari instruksi Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I sendiri hanya sebatas menunggu instruksi tersebut lewat juklak dari DPP. "Jadi tidak ada istilah percepatan Musda karena itu tergantung Juklak DPP. Kalau ada mau percepat dasarnya apa?," kata Arfandi. Menurutnya, jadwal penyelenggaraan Musda tidak dilihat dari masa jabatan kepengurusan saat ini. Dia menyebut kalau Musda bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan keinginan dari DPP. "Musda bisa Januari, Februari, atau kapan saja. Itu tidak bisa kita prediksi. Semua terjadi perubahan pasca Munas karena AD-ART berubah, makanya jadwal bisa juga berubah," katanya. Mantan Ketua KNPI Sulsel ini menolak berspekulasi mengenai kandidat terkuat di forum Musda nantinya. Dia menganggap kalau siapa saja kader Golkar Sulsel yang mencalonkan diri memiliki peluang untuk terpilih. "Kalau Musdanya cepat tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan. Siapa mau silahkan maju saja. Kita bicara aturan dan legitimasi Musda, jadi tidak ada diuntungkan," kata dia. Seperti diketahui, dua kader senior Golkar Sulsel, yakni Moh Roem dan Ichsan Yasin Limpo dianggap menjadi kandidat kuat melanjutkan kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo. Hanya saja keduanya masih menutup diri untuk dikonfirmasi mengenai pencalonannya. Roem dalam beberapa kesempatan menolak memberikan komentar mengenai peluangnya. Dia menyebut masih terlalu dini membicarakan Musda yang jadwal pelaksanaannya saja belum jelas. Wakil Ketua Golkar Sulsel, Kadir Halid juga sebelumnya pernah mewacanakan percepatan pelaksanaan Musda. Dia mengangap kalau penunjukan Syahrul sebagai Ketua DPP Golkar Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Otda) pada Munas Bali secara otomatis membuat posisi Ketua DPD I Golkar Sulsel kosong. "Sejak Pak Syahrul ditunjuk sebagai Ketua DPP Golkar, maka jabatan lama akan kosong dan dijabat oleh Plt. Tetapi kalau boleh jangan terlalu lama Plt itu menjabat dan secepatnya digelarlah Musda mencari ketua," kata Kadir beberapa waktu lalu. (ABS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar