Selasa, 16 Desember 2014

Upacara Peringatan Hari Nusantara Tingkat Provinsi ke-15 Tahun 2014

Media Pembaharuan Makassar,- Peringatan Hari Nusantara yang ke-14, 13 Desember 2014 berlangsung khidmat di Anjungan Pantai Losari Makassar. Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Gubernur Sulawesi Selatan, DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH.,M.Si.,M.H.
Menteri Kelautan RI, Susi Pudjiastuty dalam sambutan seragamnya yang dibacakan oleh Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan hari Nusantara ini kita rayakan untuk mengingatkan akan kekayaan sumber daya laut Indonesia yang luar biasa. “Selain itu, juga untuk penghormatan kita atas kedaulatan bangsa Indonesia sebagai Negara Maritim,”ujar Syahrul.
“Pada tanggal, 13 Desember 1957 silam, Pemerintah RI mendeklarasikan bahwa laut pedalaman adalah bagian dari wilayah Indonesia. Deklarasi ini menyatukan seluruh pulau dan kepulauan kedalam satu kesatuan Negara RI. Laut teritorial yang dibatasi hanya 3 mil akibat warisan imperialisme. Hal ini akan membawa dampak negatif dan membahayakan dan pada akhirnya wilayah kita dikotak-kotakkan,”jelas Syahrul.
Sebagai Negara kepulauan, wilayah Indonesia adalah suatu hamparan perairan laut yang luas dengan puluhan ribu pulau yang tersebar didalamnya yang merupakan suatu wilayah kesatuan laut nusantara. Perjuangan untuk mempertahankan kepentingan nasional tersebut berujung pada pengakuan Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia pada tahun 1982 dalam konferensi hukum laut Internasional. Oleh karenanya tidak beralasan bagi kita untuk tidak memperingati setiap tahun, karena deklarasi tersebut mengandung makna dan arti sebagai penyatuan wilayah NKRI.
Syahrul menambahkan, peringatan Hari Nusantara ini bertujuan untuk mengingatkan kembali serta mengubah mindset bangsa Indonesia mengenai ruang hidup, dimana matra darat dan matra laut menjadi berimbang. Hal tersebut sejalan dengan visi Presiden Jokowi mengenai poros maritime dunia yang diharapkan diwujudkan Indonesia sebagai kekuatan maritim yang bersatu, sejahtera, dan property.
Presiden RI,  Jokowi menegaskan bahwa Indonesia telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk. Untuk itu agenda pembangunan nasional harus digotong oleh 5 pilar utama, yaitu pembangunan kembali budaya maritim, komitmen untuk menjaga dan mengelolah sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan, komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritime yang mengajak semua mitra Indonesia bekerjasama pada bidang kelautan dan membangun kekuatan pertahanan maritim.
“Kita harus berani menghapus semua aktifitas yang dapat merusak lingkungan, eksploitasi sumberdaya kelautan yang merugikan negar yang banyak dilakukan oleh masyarakat kita sendiri, terlebih lagi bangsa asing. Kita harus memiliki komitmen bahwa laut harus mensejahterakan rakyat Indonesia dan komitmen kuat untuk menegakkan kedaulatan diatas laut,”pesannya.
Besarnya potensi sumberdaya yang ada di Indonesia tidak akan bermanfaat tanpa didukung pengetahuan untuk mengelolanya, memanfaatkan dan melestarikannya. IPTEK menjadi tumpuan kita agar dapat memanfaatkan potensi tersebut. Inovasi teknologi yang dihasilkan oleh para peneliti dan akademisi harus dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang bergerak di bidang kelautan.(ABS).
Sumber Berita: www.sulselprov.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar