Senin, 15 Desember 2014

Semangat Hari Ibu, Kampanye Pentingnya Menjaga Organ Reproduksi Perempuan

Ketua TP PKK Kabupaten Bulukumba, Hj. Nurhayati. (foto:A Resky Nurjannah/Radar Selatan)
Ketua TP PKK Kabupaten Bulukumba, Hj. Nurhayati. (Wahida)
 

Media Pembaharuan Bulukumba,- Hari Ibu 22 Desember mempunyai makna yang dalam bagi perempuan Indonesia. Di Bulukumba, Hari Ibu akan diperingati secara sederhana oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Bulukumba. Peringatan yang jauh dari kesan mewah tapi tidak mengurangi nilai-nilai dari hari bersejarah itu. Seperti apa kiprahnya, berikut petikan wawancara RADAR SELATAN dengan Ketua TP PKK Kabupaten Bulukumba, Hj. Nurhayati.
SUNARTI SAIN
Tidak terasa kita akan memperingati Hari Ibu di 22 Desember mendatang. Sebagai Ketua TP PKK Bulukumba, tentu banyak kegiatan yang bakal mewarnai peringatan Hari Ibu.
Iya, benar sekali. Setiap tahun kita memperingati Hari Ibu 22 Desember. Selain upacara bendera, tentu ada sejumlah agenda yang sudah dipersiapkan oleh ibu-ibu PKK. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kami lebih mengedepankan kegiatan sosial yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Bisa dijelaskan seperti apa kegiatan sosial yang Ibu maksud?
Pelayanan kepada masyarakat khususnya perempuan atau kaum ibu. Kami akan melakukan bakti sosial yang melibatkan 10 kecamatan yang ada di daerah ini.
Sebenarnya menurut Ibu, apa makna dari peringatan Hari Ibu?
Di Indonesia kita setiap tahun memperingati Hari Ibu. Sebenarnya ada peristiwa bersejarah dan istimewa yang terjadi pada tanggal tersebut. Di zaman sebelum kemerdekaan, tepatnya pada 22 Desember sampai 25 Desember di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I (yang pertama). Inilah yang menjadi cikal bakal peringatan Hari Ibu setiap tahun.
Artinya, sejak dulu peran perempuan itu sudah sangat diperhitungkan?
Ya betul sekali. Perempuan itu bukan saja pahlawan dalam keluarga tapi juga pahlawan untuk bangsanya. Makanya, kami dari TP PKK sangat konsen berjuang untuk perbaikan nasib perempuan termasuk perbaikan kesehatan perempuan.
Bicara soal kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu, di Bulukumba kasus atau jumlah ibu yang meninggal karena melahirkan masih cukup besar. Bagaimana Ibu melihat fenomena ini?
Kami tentu sangat prihatin. Artinya pekerjaan kami di PKK masih sangat besar. Masyarakat khususnya perempuan harus diajarkan untuk peduli pada kesehatan dan pemerintah harus menyiapkan fasilitas yang memadai untuk itu.
Di Bulukumba ini, soal papsmear saja, ibu-ibunya masih banyak yang takut untuk periksa. Jangan ibu-ibu di desa, ibu-ibu PKK saja banyak yang tidak mau dipapsmear karena takut. Saya sampai bilang ke mereka, sudahlah ibu bupati saja yang mulai papsmear supaya semua bisa ikut. Ini program gratis tapi tetap saja tidak ada yang berani.
Lantas apa yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
Kami akan perbanyak turun ke lapangan, ketemu dengan ibu-ibu dan mengkampanyekan pentingnya hidup bersih terutama menjaga kebersihan organ reproduksi. Ini memang bukan pekerjaan mudah dan harus dilakukan terus menerus.
Nah, kembali ke persoalan peringatan Hari Ibu, saat ini kesannya peringatan dilakukan hanya sebatas seremoni belaka.
Peringatan Hari Ibu di Indonesia saat ini sebenarnya lebih kepada ungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji peran para ibu, baik ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa untuk perempuan secara keseluruhan. Meski secara maknawi peringatan Hari Ibu saat ini kurang sejalan dengan makna kegiatan perempuan yang dilakukan pada masa perjuangan dahulu, tapi itulah kenyataan yang ada, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Terima kasih Ibu untuk penjelasannya, dan selamat Hari Ibu.
Terima kasih juga. Semoga dengan semangat Hari Ibu, kita lebih peduli dengan persoalan perempuan khususnya kaum ibu. (Wahida).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar